Welcome

Assalamu'alaikum, selamat datang di Blog saya, semoga artikelnya jadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal jariyah untuk penulis, aamiin. Terimakasih atas kunjungannya

Cara Injeksi Intramuskular Yang Benar

Gambar 1. Cara Injeksi Intramuskular Yang Benar

Sumber :
Pengarang T.P.G.M de Vries Dkk
Diterjemahkan dr Zunilda S. Bustami, MS. 1998. Pedoman Penulisan Resep/WHO Hal.128. Bandung: Penerbit ITB

Cara Menggunakan Obat Semprot Hidung Yang Benar

Cara Menggunakan Obat Semprot Hidung Yang Benar


Sumber :
Pengarang T.P.G.M de Vries Dkk
Diterjemahkan dr Zunilda S. Bustami, MS. 1998. Pedoman Penulisan Resep/WHO Hal.114. Bandung: Penerbit ITB

Cara Menggunakan Obat Tapel Kulit

Cara Menggunakan Obat Tapel Kulit


Sumber :
Pengarang T.P.G.M de Vries Dkk
Diterjemahkan dr Zunilda S. Bustami, MS. 1998. Pedoman Penulisan Resep/WHO Hal.115. Bandung: Penerbit ITB

Cara Menggunakan Salep Mata Yang Benar


Cara Menggunakan Salep Mata Yang Benar

Sumber :
Pengarang T.P.G.M de Vries Dkk
Diterjemahkan dr Zunilda S. Bustami, MS. 1998. Pedoman Penulisan Resep/WHO Hal.111. Bandung: Penerbit ITB

Cara Aspirasi Dari Ampul Yang Benar

Cara Aspirasi Dari Ampul Yang Benar

Sumber :
Pengarang T.P.G.M de Vries Dkk
Diterjemahkan dr Zunilda S. Bustami, MS. 1998. Pedoman Penulisan Resep/WHO Hal.128. Bandung: Penerbit ITB

Cara Penggunaan Tablet Vagina Tanpa Aplikator Yang Benar

Cara Penggunaan Tablet Vagina Tanpa Aplikator Yang Benar

Sumber :
Pengarang T.P.G.M de Vries Dkk
Diterjemahkan dr Zunilda S. Bustami, MS. 1998. Pedoman Penulisan Resep/WHO Hal.120. Bandung: Penerbit ITB

Cara Menggunakan Obat Tetes Telinga Yang Benar


  1. Hangatkan obat tetes telinga dengan menggenggamnya atau menjepit diketiak selama beberapa menit. jangan gunakan air panas dari kran karena suhunya sukar dikendalikan.
  2. Miringkan kepala ke satu sisi atau berbaringlah miring, telinga yang akan diobati harus berada disebelah atas.
  3. tarik daun telinga perlahan untuk membuka liang telinga

Cara Injeksi Intravena Yang Benar


A. Alat yang Diperlukan
Semprit berisi obat yang disuntikkan (tanpa udara), jarum (Gauss 25, panjang dan ketebalan sedang, terpasang pada semprit), cairan disinfektan, kapas, plester, torniket.

B. Cara Injeksi Intravena yang benar

  1. Cuci tangan
  2. tenangkan pasien dan terangkan apa yang akan dilakukan
  3. buka penutup lengan
  4. buat agar pasien rileks dan sangga lengannya dibawah vena yang akan digunakan
  5. gunakan torniket dan cari vena yang sesuai
  6. tunggu sampai vena membengkak
  7. disinfeksilah kulit
  8. stabilkan vena dengan menarik kulit diatasnya hingga tegang dengan arah longitudinal. Lakukan ini dengan tanganyang tidak akan anda gunakan untuk menusukkan jarum
  9. suntikkan jarum dengan sudut sekitar 35 derajat

Cara Penggunaan Aerosol Yang Benar

Gambar 1. Langkah 4; 5 dan 8

Banyak dari kita yang tidak tahu cara penggunaan Aerosol yang memang jarang digunakan. Agar tidak salah dalam penggunaan yuk kita simak cara penggunaannya sebagai berikut :
  1. Batukkan dahak sebanyak mungkin
  2. kocok botol aerosol sebelum digunakan
  3. pegang botol aerosol seperti yang tercantum pada petunjuknya (biasanya dalamposisi terbalik)
  4. katupkan bibir rapat rapat pada mulut aerosol
  5. tengadahkan kepala sedikit
  6. buang nafas perlahan lahan, hembuskan udara paru paru sebanyak mungkin
  7. tarik nafas dalam dalam dan tekan aerosol, usahakan agar lidah tetap dibawah

Cara Menggunakan Inhaler Dengan Kapsul

Gambar 1. Langkah 4 dan 5

Banyak dari kita yang tidak tahu cara penggunaan Inhaler Dengan Kapsul yang memang jarang digunakan. Agar tidak salah dalam penggunaan yuk kita simak cara penggunaannya sebagai berikut :

  1. Batukkan dahak sebanyak mungkin
  2. tempatkan kapsul obat pada inhaler sesuai dengan petunjuk produsennya
  3. buang nafas perlahan lahan, hembuskan udara paru paru sebanyak mungkin
  4. katupkan bibir rapat rapat pada ujung inhaler

Cara Penggunaan Supositoria

Banyak dari kita yang tidak tahu cara penggunaan supositoria yang memang jarang digunakan. Agar tidak salah dalam penggunaan supositoria rektal yuk kita simak cara penggunaannya sebagai berikut :
  1. Cucilah tangan
  2. buka kemasan obat (kecuali bila terlalu lunak)
  3. jika supositoria terlalu lunak, keraskan dulu dengan cara mendinginkannya (simpan dilemari pendingin atau aliri air kran dingin, berikut kemasannya) baru kemudian buka kemasannya
  4. hilangkan bagian bagian pinggir (sudut supositoria) yang mungkin tajam dengan menghangatkannya dalam genggaman
  5. basahi obat dengan air dingin
  6. berbaringlah miring pada satu sisi dan tekuk lutut

Cara Menggunakan Obat Tetes Mata Pada Dewasa dan Anak Anak

Banyak dari kita yang tidak tepat menggunakan tetes obat mata sehingga terapi tidak optimal dan menyebabkan berlarut larutnya penyakit. Agar tidak salah dalam penggunaan tetes mata yuk kita simak cara penggunaan tetes mata berikut :

A. Cara menggunakan obat tetes mata pada dewasa :
  1. Cuci tangan
  2. jangan menyentuh lubang penetes
  3. tengadahkan kepala
  4. tarik kelopak mata bawah ke arah bawah agar terbentukan cekungan
  5. dekatkan alat penetes sedekat mungkin ke cekungan tanpa menyentuhnya atau menyentuh mata
  6. teteskan obat sebanyak yang dianjurkan kedalam cekungan
  7. pejamkan mata selama kira kira 2 menit. jangan memejamkannya terlalu kuat
  8. bersihkan kelebihan cairan dengan kertas tisu
  9. jika menggunakan lebih dari satu jenis obat tetes mata, tunggu sedikitnya 5 menit sebelum meneteskan obat tetes berikutnya.

Pedoman Penulisan Resep Yang Rasional

Anda datang ke klinik menemui dokter mengeluhkan kondisi kesehatan yang memburuk, setelah 2-3 kalimat keluhan anda,dokterpun menuliskan resep dan cling selesai, tunggu obat dan bayar. Apakah pengobatan khususnya penulisan resep sesederhana itu? oke, pengen tahu bagaimana sebenarnya tahapan proses penulisan resep yang baik dan rasional? yuk baca terus.

Contoh Kasus Pasien 1 :
Perhatikan kasus diruang praktek dokter keluarga ini. Seorang supir taksi berusia 52 tahun mengeluh nyeri tenggorokan dan batuk disertai salesma sejak 2 minggu sebelumnya. Bersinnya sudah hilang, tetapi tetap batuk-batuk terutama malam hari. Ia perokok berat yang sudah sering dianjurkan untuk menghentikan kebiasaannya. Pada Anamnesis dan pemeriksaan lebih lanjut tidak ditemukan kelainan selain tanda radang tenggorokan. Dokter itupun kembali menasihatinya untuk berhenti merokok dan menulis resep berisi kodein 10 mg, 3 kali sehari untuk 3 hari.

Berdasarkan contoh kasus pasien diatas maka proses penulisan resep yang baik dan rasional terdiri dari 6 langkah berikut :

Salep (Unguenta); Jenis, Komposisi dan Cara Pembuatan

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok (FI ed. III). Salep tidak boleh berbau tengik. kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau obat narkotik adalah 10%.
Berdasarkan komposisi dasar salep dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Dasar salep hidrokarbon, yaitu terdiri antara lain :
a) vaselin putih
b) vaselin kuning
c) campuran vaselin dengan malam putih, malam kuning
d) Parafin encer
e) parafin padat
f) jelene
g) minyak tumbuh tumbuhan

2. Dasar salep serap yaitu dapat menyerap air terdiri antara lain : 
a) Adeps lanae

Indeks Keamanan Penggunaan Obat Dalam Kehamilan (TERLENGKAP)


1) Indeks Keamanan Penggunaan Obat Dalam Kehamilan
Suatu panduan untuk meresepkan obat secara aman pada kehamilan berdasarkan kategori dari badan pengawas obat dan makanan US (US FDA). Indeks ini meliputi kategori keamanan yang spesifik berdasarkan cara pemberian obat ( Route of Administration/ ROA). Generik obat tanda disertai keterangan pada kolom ROA berarti bahwa kategori keamanan obat tersebut hanya didasarkan pada molekul (generik)nya, tanpa dipengaruhi cara pemeriannya (ROA). Obat yang tidak memiliki kategori keamanan pada kehamilan diberi dengan simbol (). pada bagian informasi produk. Kebanyakan preparat topikal tidak memiliki kategori keamanan obat pada kehamilan karena kemungkinan terjadinya absorpsi sistemik obat ini dianggap minimal, kecuali jika digunakan pada area tubuh yang luas, terus menerus atau jangka waktu lama. Daftar indeks ini disusunberdasarkan abjad menurut nama generiknya.

2) Definisi Faktor Risiko
Definisi atau kategori berikut digunakan US FDA berdasarkan risiko obat terhadap sistem reproduksi, risiko efek samping dan permbandingan  manfaat dengan risiko. Kategori A, B, C, D dan X tidak mengimplikasikan peningkatan risiko.
Obat kategori A dan B cukup aman untuk digunakan pada wanita hamil.
Obat yang termasuk kategori X, D dan C (beberapa) mungkin memiliki resiko hampir sama tetapi digolongkan dalam kategori yang berbeda berdasarkan besarnya perbandingan risiko dengan manfaat.
Daftar Obat dibawah ini.