Welcome

Assalamu'alaikum, selamat datang di Blog saya, semoga artikelnya jadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal jariyah untuk penulis, aamiin. Terimakasih atas kunjungannya

Teknologi Pembuatan Ekstrak (Bagian 3)

Untuk lebih memahami baca macam macam metode ekstraksi klik artikel Metode Ekstraksi
Macam macam metode ekstraksi sebagai berikut :

3. Metode Ekstraksi
3.1 Pemerasan Simplisia segar
Metode pemerasan digunakan untuk simplisia segar berupa umbi, rimpang, daun dan buah. pemerasan dapat dilakukan secara langsung dari simplisia segar berupa bagian tumbuhan seperti umbi (wortel), buah (mengkudu, jambu), rimpang (temulawak, jahe, kunyit), daun(katuk, bayam). proses pemerasan diawali dengan penghancuran simplisia dan jika perlu ditambahkan air secukupnya, diperas kemudian disaring.

3.2 Infundasi
Metode infundasi digunakan untuk menyari kandungan aktif dari simplisia yang larut dalam air panas. Penyarian ini menghasilkan ekstrak yang tidak stabil dan mudah tercemar bakteri dan jamur, oleh sebab itu ekstrak harus segera diproses sebelum 24 jam.
Cara ini sederhana pada umumnya :

  • Dimulai dengan membasahi simplisia dengan air 2 kali bobot bahan, untuk bunga empat kali bobot bahan, untuk karagen sepuluh kali bobot bahan. Bahan baku ditambah air pada umumnya jika dinyatakan lain diperlukan 10 bagian air untuk 1 bagian bahan.
  •  Dipanaskan selama 15 menit pada suhu 90 derajat Celcius disebut Ekstraksi Infusa
  • Dipanaskan selama 30 menit pada suhu 90 derajat Celcius disebut Ekstraksi Dekokta.
  • Penyaringan dilakukan saat cairan masih panas kecuali bahan yang mengandung minyak atsiri, didinginkan dahulu sebelum disaring.
3.3 Maserasi
Maserasi digunakan umumnya untuk simplisia kering. cairan yang direkomendasikan adalah etanol atau campuran air dan etanol.

  • Etanol 96% untuk menarik/menyari senyawa aktif yang bersifat non polar
  • Etanol 70% untuk menarik /menyari senyawa aktif yang bersifat semipolar
  • Air untuk menarik/menyari senyawa aktif yang bersifat polar, namun air mudah dikontaminasi bakteri dan jamur jika tidak diproses dengan baik, lingkungan yang bersih
  • Etanol minimal konsentrasi 30% sudah dapat menghilangkan bakteri dan jamur
Prosedur kerja maserasi secara teoritis sebagai berikut :
  • Masukkan 1 bagian simplisia kedalam bejana (misal 1 kg)
  • tambahkan air sebanyak 10 bagian (10 kg)
  • Rendam selama 6 jam sambil sekali sekali diaduk
  • Diamkan hingga 24 jam
  • Hasil penyarian (maserat) dipisahkan ke bejana lain dan jika dibutuhkan proses dapat diulangi dengan jumlah dan cairan yang sama, namun hal ini biasanya tidak ekonomis namun biasa dilakukan untuk mengekstraksi bahan simplisia yang mahal.
  • Maserat dikumpulkan dan diuapkan hingga mencapai kekentalan yang diinginkan. Untuk penguapan akan dibahas di artikel TEKNOLOGI PEMBUATAN EKSTRAK (BAGIAN 4).
3.4 Perkolasi
Perkolasi umumnya digunakan untuk mengekstraksi serbuk kering terutama simplisia yang keras seperti kulit batang, kulit buah, biji, kayu dan akar. Penyari yang digunakan umumnya etanol dan air. dibandingkan dengan maserasi, metode ini tidak memerlukan penyaringan perkolat (hasil perkolasi), hanya kerugiannya adalah waktu yang dibutuhkan lebih lama dan jumlah penyari yang lebih banyak.
Prosedur kerja perkolasi sebagai berikut :

  • Serbuk simplisia diletakkan dalam alat perkolator
  • masukkan cairan penyari (etanol) kedalam perkolator hingga simplisia terendam.
  • diamkan selama 18-24 jam.
  • buka keran hingga perkolat menetes ke bejana penampung, cairan dibiarkan menetes
  • penyari terus ditambahkan secara terus menerus sehingga simplisia selalu terendam
  • penyarian dihentikan saat jumlah perkolat 10 kali bagian dari simplisia, misal perkolat 10 kg untuk simplisia 1 kg. Bila diperlukan masa simplisia diperas dan semua cairan yang terkumpul dipindahkan kedalam bejana, ditutup dan dibiarkan selama 2 hari ditempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari, kemudian dituang untuk memisahkan dengan endapan atau disaring. Metode ini umumnya digunakan untuk simplisia bernilai tinggi seperti valerian, kembang pala, purwoceng dan ekinase.
  • kemudian perkolat diuapkan, ditambahkan eksipien (bahan tambahan) dan dikeringkan.
3.5 Digesti
Digesti adalah Metode ekstraksi maserasi dengan penambahan suhu (pemanasan) pada 40-50 derajat Celcius, bisa ditambahkan pengadukan (kinetik). Metode ini digunakan untuk simplisia yang tahan pada suhu 40-50 derajat Celcius. Keuntungan digesti dibandingkan maserasi :
  • Zat aktif yang tersari lebih banyak
  • waktu ekstraksi yang dibutuhkan lebih singkat dibandingkan maserasi.
Cairan penyari yang digunakan adalah etanol atau air. apabila menggunakan cairan penyari air, proses penguapan penyari dapat menggunakan evaporator vakum agar suhu didih cairan penyari tidak lebih dari 60 derajat Celcius.

CATATAN PENTING : Prosedur diatas umumnya digunakan sebagai acuan dasar dan banyak digunakan diuniversitas, namun aplikasinya di industri akan ada banyak modifikasi baik tahapan proses, cairan penyari, lama waktu ekstraksi, jumlah cairan penyari, agar lebih efektif dan efisien.

Baca selanjutnya : TEKNOLOGI PEMBUATAN EKSTRAK (BAGIAN 4-TERAKHIR) yang akan membahas tentang :

4. Cara Penguapan Cairan Penyari Ekstrasi
    4.1 Tahap pertama adalah pemekatan, meliputi
          4.1.1 Penguapan dengan tangas air
          4.1.2 Penguapan dengan penyulingan
          4.1.3 Penguapan dengan pengurangan tekanan
    4.2 Tahap kedua adalah pengeringan
          4.2.1 Oven
          4.2.2 Oven dengan pengurangan tekanan
          4.2.3 Fluid bed dryer

Like, Coment dan Share ya Sejawat, semoga bermanfaat, terimakasih atas kunjungannya.

Sumber : 
Direktorat Obat Asli Indonesia. 2013. Pedoman Teknologi Formulasi Sediaan Berbasis Ekstrak Volume 2 Hal.9-12.  Badan POM : Jakarta

1 comment:

lunto said...

Alasannya apa suhu tidak lebih dari 60 derajat ?