Cabai terdiri dari banyak varietas, memiliki
nama ilmiah Capsicum
sp. Cabai berasal dari Amerika tropis, tersebar mulai dari Meksiko
sampai bagian utara Amerika Selatan,
kemudian menyebar ke eropa dan asia. Di Indonesia, umumnya cabai dibudidayakan di daerah pantai sampai pegunungan. Adapun
varietas cabai yang digunakan
dalam formula, yaitu:
Gambar I.3 Cabai domba varietas dari cabai rawit (Capsicum frutescens L.)
Gambar
I.4 Cabai merah (Capsicum
annum L.)
Cabai berbentuk
perdu tegak, tinggi 1-1,25 m. Batang berkayu, percabangan lebar, penampang
bersegi, batang muda berambut halus berwarna hijau. Daun tunggal dan bertangkai
(panjangnya 0,5-2,5 cm). Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal
meruncing, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm,
berwarna hijau. Bunga tunggal, berbentuk bintang, berwarna putih, keluar dari
ketiak daun. Buahnya berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok, meruncing
pada bagian ujungnya, menggantung, permukan licin mengkilap, diameter 1-2 cm,
panjang 4-17 cm, bertangkai pendek, rasanya pedas (Dalimartha, 2003).
Di indonesia, cabai
umumnya digunakan sebagai bumbu dalam masakan. Cabai mengandung sumber vitamin
A dan C dan senyawa-senyawa fenol asam dan netral. Buah cabai sangat banyak
manfaatnya, cabai yang kaya akan vitamin A dapat mencegah kerabunan dan
menyembuhkan sakit tenggorokan. Bidang industri memanfaatkan bubuk cabai dalam
makanan dan minuman untuk menggantikan fungsi lada (Setiadi, 1994).
Selain mengandung
vitamin C dan betakaroten (provitamin A) lebih daripada buah-buahan seperti
mangga, nanas, pepaya dan semangka, cabai rawit juga mengandung kadar
mineralnya terutama kalsium dan fosfor, mengunguli ikan segar. Cabai hijau dan
paprika memiliki kandungan vitamin C yang lebih tinggi. Zat yang membuat cabai
terasa pedas adalah kapsaisin yang tersimpan dalam urat putih cabai, tempat
melekatnya biji. Kapsaisin ini bersifat stomakik, yakni dapat meningkatkan
nafsu makan. Belum lagi kemampuannya merangsang produksi hormon endorphin yang
mampu membangkitkan sensasi kenikmatan. Fungsi lain dari kapsaisin adalah
mengencerkan lendir sehingga melonggarkan penyumbatan pada tenggorokan dan
hidung, termasuk sinusitis. Kapsaisin juga bersifat antikoagulan dengan cara
menjaga darah supaya tetap encer dan mencegah terbentuknya kerak lemak pada
pembuluh darah. Itu berarti juga memperkecil kemungkinan menderita serangan
stroke, jantung koroner dan impotensi (Anonim, 2012).