Indikasi
Pengobatan anafilaksis berupa
bronkospasme akut atau eksaserbasi asthma yang berat.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama
Pemberian
Injeksi parenteral, Dewasa :
0.3-0.5 mg SC atau IM; dapat diulang bila perlu tiap 10-15 menit untuk
anafilaksis, atau tiap 20 menit hingga 4 jam untuk asthma. Dosis tunggal
maksimal 1 mg. Pada kasus syok yang berat, harus digunakan rute IV. Dosis
0.1-0.25 mg IV (diencerkan 1:10.000) pelan-pelan dalam waktu 5-10 menit, bila
perlu dapat diulang tiap 5-15 menit, dan diikuti pemberian infus IV 1-4
mcg/menit. Anak-anak dan bayi : 0.01 mg/kg atau 0.3 mg/m2 SC; bila perlu
dapat diulang setelah 20 menit hingga 4-jam (dosis tunggal maksimal: 0.5 mg).
Atau, 0.1 mg IV pelan-pelan dalam waktu 5-10 menit (diencerkan 1:100.000)
diikuti 0.1-1.5 mcg/kg/menit infus IV.
Farmakologi
Farmakodinamika/Kinetika : Onset :
Bronkodilatasi : SC : 5-10 menit; Inhalasi : 1 menit. Metabolisme : diambil
oleh saraf adrenergik dan dimetabolisme oleh monoamine oxidase dan
catechol-o-methyltransferase; obat dalam sirkulasi mengalami metabolisme di
hepar. Ekskresi : Urin (sebagai metabolit inaktif metanefrin, dan sulfat dan
derivat hidroksi asam mandelat, jumlah kecil dalam bentuk tidak berubah)
Stabilitas Penyimpanan
Penyiapan infus IV : Encerkan 1 mg
dalam 250 mL D5W atau NS (4 mcg/mL). Kecepatan pemberian awal 1
mcg/menit dan naikkan hingga efek yang dikehendaki. Stabil dalam :
dextran 6% dalam dextrose, dextran 6% dalam NS, D5LR, D51/4NS, D51/2NS, D5NS,
D5W, D10W, D10NS, LR, NS; inkompatibel dengan natrium bikarbonat 5%.
Pemberian melalui Y-site :
Kompatibel :
Atracurium, calcium chloride,
calcium gluconate, cisatracurium, diltiazem, dobutamine, dopamine,
famotidine, fentanyl, furosemide, heparin, hydrocortisone sodium succinate,
hydromorphone, inamrinone, labetalol, levofloxacin, lorazepam, midazolam,
milrinone, morphine, nicardipine, nitroglycerin, norepinephrine, pancuronium,
phytonadione, potassium chloride, propofol, ranitidine, remifentanil, vecuronium,
vitamin B complex with C, warfarin.
Inkompatibel :
Ampicillin, thiopental.
Kompatibilitas pencampuran :
Kompatibel :
Amikacin, bupivacaine, cimetidine,
dobutamine, fentanyl, floxacillin, furosemide, metaraminol, ranitidine,
verapamil.
Inkompatibel :
Aminophylline, hyaluronidase,
mephentermine, sodium bicarbonate.
Penyimpanan :
Epinefrin peka terhadap udara dan
cahaya. Oksidasi akan mengubah warna larutan menjadi merah jambu kemudian
coklat. Jangan digunakan bila terjadi perubahan warna atau terdapat endapan.
Kontraindikasi
Meskipun diindikasikan untuk
open-angled glaucoma, epinefrin kontraindikasi mutlak pada closed-angle
glaucoma karena dapat memperparah kondisi ini. Hindari ekstravasasi
epinefrin, karena dapat menyebabkan kerusakan jaringan da/atau gangren atau
reksi injeksi setempat di sekitar suntikan. Epinefrin jangan disuntikkan ke
dalam jari tangan, ibu jari, hidung, dan genitalia, dapat menyebabkan
nekrosis jaringan karena terjadi vasokonstriksi pembuluh kapiler. Epinefrin,
terutama bila diberikan IV, kontraindikasi mutlak pada syok selain syok
anafilaksi. Gangguan kardiovaskuler yang kontraindikasi epinefrin misalnya
syok hemoragi, insufisiensi pembuluh koroner jantung, penyakit arteri koroner
(mis., angina, infark miokard akut) dilatasi jantung dan aritmia jantung
(takikardi). Efek epinefrin pada kardiovaskuler (mis., peningkatan kebutuhan
oksigen miokard, kronotropik, potensial proaritmia, dan vasoaktivitas) dapat
memperparah kondisi ini.
Efek Samping
Kardiovaskuler : Angina, aritmia jantung,
nyeri dada, flushing, hipertensi, peningkatan kebutuhan oksigen, pallor,
palpitasi, kematian mendadak, takikardi (parenteral), vasokonstriksi, ektopi
ventrikuler.
SSP : Ansietas, pusing, sakit
kepala, insomnia.
Gastrointestinal : tenggorokan
kering, mual, muntah, xerostomia.
Genitourinari : Retensi urin akut
pada pasien dengan gangguan aliran kandung kemih.
Interaksi
- Dengan Obat Lain : Karena epinefrin merupakan
obat simpatomimetik dengan aksi agonis pada reseptor alfa maupun beta, harus
digunakan hati-hati bersama obat simpatomimetik lain karena kemungkinan efek
farmakodinamik yang aditif, yang kemungkinan tidak diinginkan. Juga hati-hati
digunakan pada pasien yang menerima obat-obat seperti: albuterol, dobutamin,
dopamin, isoproterenol, metaproterenol, norepinefrin, fenilefrin,
fenilpropanolamin, pseudoefedrin, ritodrin, salmeterol dan terbutalin.
- Dengan Makanan : Epinefrin tidak digunakan
melalui oral
Pengaruh
- Terahadap Kehamilan : Klasifikasi kehamilan untuk
epinefrin adalah kategori C. Epinefrin kontraindikasi mutlak sewaktu proses
kelahiran karena merupakan agonis reseptor beta2, yang dapat menunda
kelahiran.
- Terhadap Ibu Menyusui : Tidak diketahui apakah
epinefrin dikeluarkan melalui ASI. Secara teori, epinefrin akan rusak di
dalam saluran pencernaan bayi, jadi pemaparannya terbatas. Bagaimanapun,
tetap harus hati-hati jika diberikan pada ibu menyusui.
- Terhadap Anak-anak : -
- Terhadap Hasil Laboratorium : -
Parameter Monitoring
EKG pada pasien yang mendapat
epinefrin IV, PFTs
Bentuk Sediaan
Injeksi, Ampul 1mg/ml
Peringatan
Epinefrin dikontraindikasikan pada
penyakit serebrovaskuler seperti arteriosklerosis serebral atau 'organic
brain syndrome' karena efek simpatomimetik (diduga alfa) pada sistem
serebrovaskuler dan potensial perdarahan otak pada penggunaan IV. Hati-hati
penggunaan epinefrin pada pasien hipertensi karena risiko menambah berat
penyakit. 'Hati-hati penggunaan epinefrin pada pasien DM, obat ini dapat
meningkatkan kadar gula darah dengan cara meningkatkan glikogenolisis di
hepar, mengurangi ambilan glukosa oleh jaringan dan menghambat pelepasan
insulin dari pankreas.
Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus
-
Informasi Pasien
Gunakan obat sesuai anjuran. Anda
mungkin akan mengalami pusing, pandangan kabur atau sulit buang air kecil.
Segera lapor dokter bila sulit tidur, muka kemerahan, tremor atau lemah,
nyeri dada atau palpitasi, iritasi bronkial atau batuk, keringat berlebihan.
Mekanisme Aksi
Menstimulasi reseptor alfa-,
beta1-, dan beta2-adrenergik yang berefek relaksasi otot polos bronki,
stimulasi jantung, dan dilatasi vaskulatur otot skelet; dosis kecil berefek
vasodilatasi melalui reseptor beta2-vaskuler; dosis besar menyebabkan
konstriksi otot polos vaskuler dan skelet.
Monitoring Penggunaan Obat
Kaji penggunaan obat lain yang
diminum pasien terhadap kemungkinan interaksi atau mempengaruhi
efektivitasnya. Pantau tanda-tanda vital dan berikan informasi tentang
penggunaan obat, efek samping yang mungkin timbul dan cara mengatasinya.
Daftar Pustaka
Lexi-comp
AHFS
[Dinkes Tasikmalaya]
|
|
|
No comments:
Post a Comment