Ilmu Farmasi : Ampisilin, Mekanisme kerja, Farmakokinetik,
Indikasi :
Infeksi gram
positif dan negatif pada saluran nafas, saluran cerna, saluran kemih.
Kontra
Indikasi :
Hipersensitivitas.
Perhatian:
Hati ?hati pada pasien hipersensitif terhadap sefalosporin atau penisilina, kehamilan,
menyusui, pemakaian jangka lama harus dilakukan pemeriksaan fungsi hati,
ginjal, darah.
Efek Samping
:
Gangguan
pencernaan, urtikaria, eritema multiform, black hairy tongue.
Peringatan :
Probenesid,
alopurinol.
Ampisilin adalah antibiotika golongan penisilin semi
sintetik, dipakai secara per oral dan parenteral, aktif terhadap bakteri gram
positif dan negatif dengan spektrum antibakteri. Absorpsi ampisislin pada
pemberian per oral umumnya berlangsung selama kira-kira 2 jam, tetapi jumlah ampisilin
yang diabsorpsi bervariasi antara 20 - 70%. Absorpsi ampisilin yang tidak
sempurna ini disebabkan oleh sifat-sifat amfoternya serta keterbatasan
kelarutan dalam air dan kecepatan disolusinya. Absorpsi diperlambat dengan
adanya makanan, tetapi tidak mempengaruhi jumlah tital ampisislin yang
diabsorpsi. Oleh karena absorpsi ampisilin pada pemberian per oral tidak
sempurna dan sangat bervariasi, maka perlu diteliti bioavailabilitasnya
Deskripsi
- Nama
& Struktur Kimia
|
:
|
Asam
(2S,5R,6R)-6-[(R)-2-amino-2-fenilacetamido]-3-3-dimetil-7-okso-
4-tia-1-azabisiklo[3,2,0]-heptana-2-karboksilat [69-53-4] (Trihidrat
[7177-48-2]). C16H19N3O4S
|
- Sifat
Fisikokimia
|
:
|
Ampisilin
berbentuk anhidrat atau trihidrat mengandung tidak kurang dari 900 �g tiap milligram C16H19N3O4S dihitung terhadap zat
anhidrat. Secara komersial, sediaan ampisilin tersedia dalam bentuk trihidrat
untuk sediaan oral dan garam natrium untuk sediaan injeksi. Potensi ampisilin
trihidrat dan natrium penisilin dihitung berdasarkan basis anhidrous.
Ampisilin trihidrat berwarna putih, praktis tidak berbau , serbuk kristal,
dan larut dalam air. Ampisilin trihidrat mempunyai kelarutan dalam air
sekitar 6 mg/mL pada suhu 200C dan 10 mg/mL pada suhu 40 0C. Ampisilin sodium
berwarna hampir putih, praktis tidak berbau, serbuk kristal, serbuk
hidroskopis, sangat larut dalam air, mengandung 0.9% natrium klorida.
Pelarutan natrium ampicilin dengan larutan yang sesuai, maka 10 mg ampicilin
per mL memiliki pH 8-10. Jika dilarutkan secara langsung ampisillin trihidrat
oral suspensi memiliki pH antara 5-7.5
|
-
Keterangan
|
:
|
Ampisilin
adalah aminopenisilin. Perbedaan struktur ampisilin dengan penicillin G hanya
terletak pada posis gugus amino pada alpha cincin benzena yang terletak pada
R dalam inti penisilin.
|
Golongan/Kelas
Terapi Anti Infeksi Nama Dagang
- Actesin
inj
|
- Ambripen
|
- Amcillin
|
- Ampi
|
-
Arcocillin
|
-
Bannsipen
|
- Bimapen
|
- Binotal
|
- Biopenam
|
- Broadapen
|
- Cinam
|
-
Corsacillin
|
-
Dancillin
|
- Decapen
|
-
Erphacillin
|
-
Etabiotic
|
- Etrapen
|
- Hufam
|
-
Kalpicillin
|
- Kemocil
|
- Lactapen
|
- Medipen
|
- Megapen
|
-
Metacillin
|
- Mycill
|
-
Opicillin
|
-
Pampicillin
|
-
Parpicillin
|
-
Penbiotic
|
-
Penbritin
|
- Pincyn
|
- Polypen
|
-
Primacillin
|
- Ronexol
|
-
Sanpicillin
|
-
Standacillin
|
- Unasyn
|
-
Varicillin
|
-
Viccillin
|
-
Xepacillin
|
-
Akrotalin
|
Indikasi
Pengobatan infeksi yang peka (non-betalaktamase-producting organisme); bakteri
yang peka yang disebabkan oleh streptococci, pneumococci
nonpenicillinase-producting staphilocochi, listeria, meningococci; turunan
H.Influenzae, salmonella, Shigella, E.coli, Enterobacter, dan Klebsiella .
Dosis, Cara
Pemberian dan Lama Pemberian
DOSIS ANAK:
Infeksi ringan – sedang: I.M., I.V.: 100 -150 mg/kg/hari dalam dosis terbagi
setiap 6 jam. (maksimal:2-4 mg/hari). Oral: 50-100 mg/kg/hari dalam dosis
terbagi setiap 6 jam (maksimal: 2-4 g/hari)
Infeksi berat/mengitis: I.M.,I,V: 200-400 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap
6 jam (maksimal; 6-12 g/hari).
Endocarditis profilaxis: Gigi, mulut, saluran pernafasan atau esophagus: 50
mg/kg digunakan 30 menit sebelum penerapan protokol, Saluran kemih, GI: pasien
resiko tinggi: 50 mg/kg (maksimal 2 g) digunakan 30 menit sebelum penerapan
protokol. Pasien risiko tinggi: 50 mg/kg digunakan 30 menit sebelum prosedur
operasi.
DOSIS DEWASA
Dosis lazim:
Oral : 250 – 500 mg tiap 6 jam.IM.IV: 50-100 mg/kg/hari setiap 6 jam.
Sepsis/meningitis: IM.IV: 150-250 mg/kg/24 jam dosis terbagi setiap 3-4
jam (rentang:6-12g/hari).
PENYESUAIAN DOSIS.
ClCr >50 mL/menit: diberikan tiap 6 jam. ClCr 10-50 mL/menit diberikan
setiap 6-12 jam. ClCr <10 mL/menit diberikan setiap 12-24 jam.
Lama pemberian:
Lama pemberian ampicillin tergantung pada tipe dan tingkat kegawatan serta
tergantung juga pada respon klinis dan bakteri penginfeksinya. Seperti
contoh umum jika ampisillin digunakan untuk penanganan infeksi gonore maka
ampicillin diberikan tidak kurang dari 48 – 72 jam setelah pasien mengalami
gejala infeksi maupun sesuai temuan hasil uji laboratorium. Untuk infeksi
persisten, kemungkinan diberikan untuk beberapa minggu.
CARA PEMBERIAN:
Disesuaikan dengan jeda waktu yang telah ditetapkan untuk mempertahankan kadar
obat dalam plasma. Diberikan dalam keadaan perut kosong untuk memaksimalkan
absorpsi (1 jam sebelum makan dan 2 jam setelah makan).
Farmakologi
Absorbsi: oral: 50%.
Distribusi: empedu, dan plasma jaringan; menembus ke cairan serebrospinal
terjadi hanya ketika terjadi inflamasi meningitis.
Ikatan protein: 15 – 25%
T½ eliminasi:
Anak – anak dan dewasa: 1-1.8 jam.
Anuria/ARF:7-20 jam.
T max: Oral: 1-2 jam
Eksresi: urin (90% bentuk utuh) dalam 24 jam.
Dialisis: Moderat diálisis melalui Hemo atau peritonial dialisis: 20-50%
Stabilitas
Penyimpanan
Ampisilin kapsul, serbuk oral suspensi disimpan pada wadah kedap dengan suhu
antara 15-30°C, setelah mengalami pencampuran, ampisilin trihidrat disimpan
dalam lemari pendingin dengan suhu antara 2-8°C dan akan bertahan selama 14
hari, tapi jika disimpan dalam suhu ruangan maka akan bertahan selama 7 hari.
Ampisilin injeksi, setelah mengalami pelarutan sebaiknaya digunakan kurang dari
1 jam setelah pencampuran. Stabilitas ampisilin injeksi setelah dilarutkan
tergantung kenaikan konsentrasinya, ampisillin peka sekali dengan cairan yang
mengandung dextrose, karena akan mengakibatkan efek katalitik dan
menghidrolisis obat.
Kontraindikasi
Kontraindikasi untuk pasien yang hipersensitif terhadap amoksisilin, penisilin,
atau komponen lain dalam sediaan.
Efek Samping
SSP : Demam, penisilin encephalitis, kejang.
Kulit : Erythema multifom, rash, urticaria.
GI : Lidah hitam berambut, diare, enterochollitis, glossitis, mual,
pseudomembranouscollitis, sakit mulut dan lidah, stomatitis, muntah.
Hematologi : Agranulositosis, anemia, hemolitik anemia, eosinophilia,
leukopenia, trombocytopenia purpura.
Hepatik : AST meningkat.
Renal : Interstisisal nephritin (jarang)
Respiratory : Laringuela stidor
Miscellaneous : Anaphilaxis.
Interaksi
- Dengan Obat Lain :
Meningkatkan efek toksik:
1. Disulfiran dan probenezid kemungkinan meningkatkan kadar ampisilin.
2. Warfarin kemungkinan dapat meningkatkan kadar ampisilin
3. Secara teori, jika diberikan dengan allopurinol dapat meningkatkan efek
ruam.
Menurunkan efek:
1. Dicurigai ampisilin juga dapat menurunkan efek obat kontrasepsi oral.
- Dengan Makanan : Makanan dapat menurunkan tingkat absorbsi ampisillin,
sehingga kemungkinan akan menurunkan kadar ampisillin.
Pengaruh
- Terhadap Kehamilan : Data keamanan penggunaan pada ibu hamil belum ada
sehingga CDC (center for disease controle and prevention) memasukannya
pada Kelas faktor risiko B.
- Terhadap Ibu Menyususi : CDC mengklasikasikan keamananya kategori B
Karena amoksisilin terdistribusi kedalam ASI (air susu ibu) maka dikhawatirkan
amoksisilin dapat menyebabkan respon hipersensitif untuk bayi, sehingga
monitoring perlu dilakukan selama menggunakan obat ini pada ibu menyusui.
- Terhadap Anak-anak : Data tentang keamanan masih establish
- Terhadap Hasil Laboratorium : Berpengaruh terhadap hasil pengukuran :
Hematologi dan hepar.
Parameter
Monitoring
Pengamatan rutin terhadap : Fungsi ginjal (ClCr), Fungsi Hepar (SGPT, SGOT),
Hematologi. (Hb), Indikator infeksi.(Suhu badan, kultur ).
Bentuk
Sediaan
Kapsul, Serbuk Kering Suspensi Oral, Serbuk Injeksi
Peringatan
Pada pasien yang mengalami gagal ginjal, perlu penyesuaian dosis. Tingkat
kejadian ruam akibat penggunaan ampisilin pada anak – anak sebanyak 5 –
10% kebanyakan muncul pada 7-14 hari setelah penggunaan obat.
Kasus Temuan
Dalam Khusus
-
Informasi
Pasien
Untuk menghindari timbulnya resistensi, maka sebaiknya amoksisilin digunakan
dalam dosis dan rentang waktu yang telah ditetapkan. Obat digunakan dalam
keadaan perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan). Amati jika
ada timbul gejala ESO obat, seperti mual, diare atau respon hipersensitivitas.
Jika masih belum memahami tentang penggunaan obat, harap menghubungi apoteker.
Jika keadaan klinis belum ada perubahan setelah menggunakan obat, maka harap
menghubungi dokter.
Mekanisme
Aksi
Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih pada
ikatan penisilin-protein (PBPs – Protein binding penisilin’s), sehingga
menyebabkan penghambatan pada tahapan akhir transpeptidase sintesis
peptidoglikan dalam dinding sel bakteri, akibatnya biosintesis dinding sel
terhambat dan sel bakteri menjadi pecah (lisis).
Monitoring
Penggunaan Obat
Lamanya penggunaan obat : Menilai kondisi pasien sejak awal hingga akhir
penggunaan obat. Mengamati kemungkinan adanya efek anafilaksis pada pemberian
dosis awal.
Daftar
Pustaka
Drug information hand book. (DIH). 2006.
AHFS DRUG. 2005
Farmakope Indonesia IV. 1995.
ISO. INDONESIA. Volume 41 2006.
No comments:
Post a Comment