Ilmu Farmasi : Laporan Praktikum Isolasi, Identifikasi Dan Konfirmasi Mikroba
I.
TUJUAN
-
Dapat memahami prinsip
isolasi, identifikasi dan konfirmasi mikroba, serta dapat melakukannya dengan
baik.
II.
TEORI DASAR
Mikroorganisme
ada dimana-mana. Mereka dapat ditemukan di tanah, udara, air,
makanan, limbah, bahkan di permukaan tubuh. Singkatnya, setiap area dari lingkungankitapenuh dengan mikroba.Ilmu mikrobiologi memisahkan populasi yang beraneka ragam tersebut menjadi spesies induvidu yang dapat dipelajari (Cappucino, 1983).
makanan, limbah, bahkan di permukaan tubuh. Singkatnya, setiap area dari lingkungankitapenuh dengan mikroba.Ilmu mikrobiologi memisahkan populasi yang beraneka ragam tersebut menjadi spesies induvidu yang dapat dipelajari (Cappucino, 1983).
Berbagai macam mikroorganisme dapat ditemukan
di alam dalam populasi yang
heterogen.Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan.Prinsip dari isolasi mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran
bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Sutedjo, 1996).
heterogen.Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan.Prinsip dari isolasi mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran
bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Sutedjo, 1996).
Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media
padat pada beberapa tempat yang terpisah, maka setiap sel atau kumpulan sel
yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah, sehingga
memudahkan pemisahan selanjutnya (Sutedjo,
1996).
Bila digunakan media cair, sel-sel mikroba
sulit dipisahkan secara individu karena
terlalu kecil dan tidak tetap tinggal di tempatnya. Akan tetapi bila sel-sel itu dipisahkan
dengan cara pengenceran, kemudian ditumbuhkan dalam media padat dan dibiarkan
membentuk koloni, maka sel-sel tersebut selanjutnya dapat diisolasi dalam tabung-tabung reaksi atau cawan petri-cawan petri yang terpisah (Sutedjo, 1996).
terlalu kecil dan tidak tetap tinggal di tempatnya. Akan tetapi bila sel-sel itu dipisahkan
dengan cara pengenceran, kemudian ditumbuhkan dalam media padat dan dibiarkan
membentuk koloni, maka sel-sel tersebut selanjutnya dapat diisolasi dalam tabung-tabung reaksi atau cawan petri-cawan petri yang terpisah (Sutedjo, 1996).
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam
mengisolasi bakteri adalah sebagai berikut :
1.
Sifat dan jenis mikroorganisme
2.
Habitat mikroorganisme
3.
Medium pertumbuhan
4.
Cara menginokulasi dan
inkubasi
5.
Cara mengidentifikasi
bakteri
6.
Cara pemeliharaannya (Dwidjoseputro, 1998)
Ada bermacam-macam metode isolasi yang dapat
digunakan. Macam-macam metodeisolasi tersebut antara lain :
1)
Isolasi Tunggal
Merupakan
metode isolasi dengan cara meneteskan bahan yang mengandung mikroorganisme pada
suatu kaca penutup dengan menggunakan mikropipet, yang kemudian diteliti
dibawah obyektif mikroskop.
2)
Isolasi Gores
Merupakan
metode isolasi dengan cara menggeser atau menggoreskan ujung jarum ose yang
telah mengandung mikroorganisme dengan hati-hati di atas permukaan agar secara
zig zag yang dimulai dari dasar tabung menuju ke bagian atas tabung.
3)
Isolasi Tebar
Merupakan
metode isolasi dengan cara menebarkan bahan yang mengandung mikroorganisme pada
permukaan atas tabung
4)
Isolasi Tuang
Merupakan
metode isolasi dengan cara mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang telah
diencerkan dan sampel tersebut kemudian disebarkan didalam suatu medium dari
kaldu dan gelatin encer (Dwidjoseputro,
1998).
Oleh Nuniek,
2001 isolasi mikroba dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara penggoresan
dan cara penaburan.
a.
Isolasi Mikroba dengan Cara
Penggoresan
Tujuan
utama dari penggoresan ini adalah untuk menghasilkan koloni-koloni bakteri yang
terpisah dengan baik dari suspensi sel yang pekat.Cara ini lebih menguntungkan
bila ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tapi memerlukan ketrampilan yang
diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni
yang terpisah.
Ada
beberapa teknik goresan, diantaranya adalah :
-
Goresan T
-
Goresan Kuadran
-
Goresan Radian
-
Goresan Sinambung (Nuniek, 2001)
b.
Isolasi Mikroba dengan Cara
Penaburan
Cara
penaburan (pour plate) merupakan cara
yang kedua di samping penggoresan untuk memperoleh biakan murni dari biakan
campuran mikroba. Cara ini berbeda dari cara penggoresan dimana media agar
diinokulasi dalam keadaan tetap cair yaitu pada suhu 450C, dan
demikian pula koloni-koloni akan berkembang di seluruh media, tidak hanya pada
permukaan. Untuk beberapa tujuan hal ini menguntungkan, contohnya dalam
mempelajari pertumbuhan kololoniStreptococcal pada sel-sel darah
merah.
Distribusi
koloni-koloni lebih baik juga diperoleh dalam cawan penaburan yang dibuat
dengan baik, dan isolasi akan lebih mudah dibuat. Supaya koloni tumbuh dalam
cawan tidak terlalu banyak ataupun sedikit maka contoh diencerkan hingga
beberapa kali pengenceran dan ditaburkan pada beberapa cawan. (Nuniek, 2001)
Karakteristik koloni bakteri hasil inokulasi
merupakan salah satu bagian dalam identifikasi bakteri. Beberapa bentuk koloni
spesifik koloni bakteri pada media agar datar yaitu (Sutedjo, 1996) :
-
Ukuran
·
Titik
·
Kecil
·
Sedang
·
Besar
-
Warna Koloni
Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan tidak
kontras dengan air, di mana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Oleh karena
itu pengamatan tanpa pewarnaan menjadi lebih sukar dan tidak dapat digunakan untuk melihat bagian-bagian sel
dengan teliti.
-
Bentuk Koloni
·
Bundar
·
Tidak beraturan
·
Rhizoid (tersebar seperti
akar)
-
Bentuk Bagian Tepi Koloni
(margin)
·
Rata (entire)
·
Tidak rata, bergelombang
secara beraturan (lobate)
·
Bergelombang (undulate)
·
Bergerigi (sellate)
·
Seperti filamen
(filamentous)
Media Spesifik(selective medium)
/media penghambat adalah media yang ditambah zat kimia tertentu yang bersifat
selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain sehingga dapat mengisolasi
mikroba tertentu, misalnya media yang mengandung kristal violet pada kadar
tertentu, dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa mempengaruhi
bakteri gram negatif. Media ini selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu
zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan
merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria bertani medium yang ditambah
Amphisilin untuk merangsang E.coli
resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline Salt Broth
yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus
agalactiae yang toleran terhadap garam.
Media ini dipakai untuk menyeleksi mikrorganisme sesuai dengan
yang diinginkan, jadi hanya satu jenis mikrorganisme saja yang dapat tumbuh
dalam media ini atau hanya satu kelompok tertentu saja.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam membuat media adalah :
a)
Mencuci tangan sebelum
praktikum
b)
Menggunakan jas lab dan
sarung tangan yang steril
c) Sebelum dan sesudah
praktikum meja kerja dan tangan disemprotkan alkohol 70%.
d) Menggunakan alat dan
bahan yang sudah disterilkan
e)
Tidak banyak bercanda dan berbicara saat praktikum berlangsung.
f)
Menggunakan
masker
Pada percobaan 3 “Isolasi, Identifikasi dan
Konfirmasi Mikroba” menggunakan beberapa media, diantaranya adalah sebagai
berikut ;
-
Mac Conkey Agar
Media
selektif untuk isolasi dan identifikasi bakteri Gram negatif terutama bakteri
yang berasal dari tinja dan urin. Disimpan pada suhu +15°C hingga +25°C, pH 6.9
- 7.4 dan termasuk media padat. Media ini mengandung garam empedu dan pewarna
kristal violet, yang menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan menseleksi
bakteri gram negatif. Media ini juga berisi karbohidrat laktosa, yang
memungkinkan pembedaan bakteri gram negatif berdasarkan pada kemampuan mereka
untuk memfermentasi laktosa.Organisme yang memfermentasi laktosa menghasilkan
produk akhir asam yang bereaksi dengan indikator pH merah netral dan
menghasilkan warna merah muda.
-
Vogel Jonson Agar
Vogel Johnson Agar mengandung mannitol,
tellurite dan lithium chloride yang berperan untuk mengisolasi bakteri yang
bersifat koagulase positip, karena semua yang bersifat koagulase positip akan
tumbuh pada media ini. S. aureus mempunyai koloni hitam sebagai
akibat pengendapan hasil reduksi tellurite. Media di sekitar koloni akan
berubah menjadi kuning akibat fermentasi mannitol. Adanya lithium chloride: sangat bermanfaat untuk
menghambat pertumbuhan bakteri laintermasuk E. coli. Namun
demikian media ini kurang mampu memilah S. aureus karena semua
koagulase positip dapat tumbuh termasuk S. epidermidis dan Proteus.
-
Cetrimide Agar
Cetrimide Agar biasanya digunakan
untuk isolasi Pseudomonas. Kandungan cetrimide yang merupakan
quarternary ammonium merupakan senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri lan, karena menyebabkan kebocoran unsur-unsur didalam sel, namun tidak
terjadi pada Pseudomonas.
Pada
media cetrimide konvensional beberapa bakteri dapat tumbuh seperti Klebsiella,
proteus dan Providencia.Untuk menghambat pertumbuhan
mereka dapat ditambahkan cetrimide. Pada media ini, P. aeruginosa dapat
dibantu dengan menggunakan media Pseudomonas Selective Medium yang
mengandung Nalidixi acid untuk menghambat pertumbunan bakteri
lain.
-
Triple Sugar Iron Agar
Media ini berfungsi untuk mengetahui kemampuan
bakteri dalam memfermentasikan karbohidrat berdasarkan panjang rantai karbon.
TSI terdiri dari laktosa 1 %, sukrosa 1%, dan glukosa 0,1 %, kemampuan bakteri
dalam menghasilkan H2S dengan adanya presipitat kehitaman pada media
dan kemampuan bakteri dalam menghasilkan gas dengan indikasi media terangkat
atau pecah.
Media yang digunakan adalah TSIA (Triple Sugar Iron
Agar).Terutama digunakan untuk identifikasi bakteri gram negative.Media ini
mengandung 3 macam gula yaitu glukosa, laktosa dan sukrosa, indicator merah
fenol dan FeSO4 untuk memperlhatkan pembentukan H2S
yangditunjukan dengan adanya endapan hitam. Konentrasi glukosa adalah 0,1 dari
konsentrasi laktosa aatau sukrosa agar fermentasi glukosa dapatterlihatreaksi
dilihat setelah 24-4 8 jam.
III.
ALAT DAN BAHAN
·
Alat
-
Tabung reaksi steril
-
Rak tabung reaksi
-
Pinset steril
-
Ose bundar dan ose
lurus
-
Pipet ukur 5 mL dan 10
mL
-
Bunsen
-
Papan pembentuk agar
miring
-
Inkubator 37oC
·
Bahan
-
Suspensi bakteri (Staphylococcus aureus, pseudomonas
aeruginosa, Escherechia coli)
-
Potarium tolurite
-
Media MCA, CA, VJA, Simmon
Sitrat dan TSIA
IV.
CARA KERJA
·
Pembuatan Plat Agar
dengan Media Mac Conkey Agar (MCA)
·
Pembuatan Plat Agar
dengan Media Vogel Jonson Agar (VJA)
·
Pembuatan Plat Agar
dengan Media Cetrimide Agar (CA)
·
Pembuatan Agar Miring
dengan Media Simmon Sitrat
·
Pembuatan Agar Miring
dengan Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA)
·
Inokulasi pada Plat
Agar MCA
-
Bakteri Staphylococcus Aureus
ü Bakteri
diambil dari tabung reaksi yang berisi bakteri tersebut dengan jarum ose yang
sudah dilambir di atas Bunsen
ü Dilakukan
inokulasi bakteri dengan jarum ose yang di goreskan pada permukaan media Plat
Agar MCA
ü Diinkubasi
di incubator 37oC selama 2 x 24 jam ( 2x pengamatan)
-
Bakteri Pseudomonas Aeruginosa
ü Bakteri
diambil dari tabung reaksi yang berisi bakteri tersebut dengan jarum ose yang
sudah dilambir di atas Bunsen
ü Dilakukan
inokulasi bakteri dengan jarum ose yang di goreskan pada permukaan media Plat
Agar MCA
ü Diinkubasi
di incubator 37oC selama 2 x 24 jam ( 2x pengamatan)
-
Bakteri Escherichia Coli
ü Bakteri
diambil dari tabung reaksi yang berisi bakteri tersebut dengan jarum ose yang
sudah dilambir di atas Bunsen
ü Dilakukan
inokulasi bakteri dengan jarum ose yang di goreskan pada permukaan media Plat
Agar MCA
ü Diinkubasi
di incubator 37oC selama 2 x 24 jam ( 2x pengamatan)
·
Inokulasi pada Plat
Agar VJA
-
Bakteri Staphylococcus Aureus
ü Bakteri
diambil dari tabung reaksi yang berisi bakteri tersebut dengan jarum ose yang
sudah dilambir di atas Bunsen
ü Dilakukan
inokulasi bakteri dengan jarum ose yang di goreskan pada permukaan media Plat
Agar VJA
ü Diinkubasi
di incubator 37oC selama 2 x 24 jam ( 2x pengamatan)
-
Bakteri Pseudomonas Aeruginosa
ü Bakteri
diambil dari tabung reaksi yang berisi bakteri tersebut dengan jarum ose yang
sudah dilambir di atas Bunsen
ü Dilakukan
inokulasi bakteri dengan jarum ose yang di goreskan pada permukaan media Plat
Agar VJA
ü Diinkubasi
di incubator 37oC selama 2 x 24 jam ( 2x pengamatan)
-
Bakteri Escherichia Coli
ü Bakteri
diambil dari tabung reaksi yang berisi bakteri tersebut dengan jarum ose yang
sudah dilambir di atas Bunsen
ü Dilakukan
inokulasi bakteri dengan jarum ose yang di goreskan pada permukaan media Plat
Agar VJA
ü Diinkubasi
di incubator 37oC selama 2 x 24 jam ( 2x pengamatan)
·
Inokulasi pada Plat
Agar CA
-
Bakteri Staphylococcus Aureus
ü Bakteri
diambil dari tabung reaksi yang berisi bakteri tersebut dengan jarum ose yang
sudah dilambir di atas Bunsen
ü Dilakukan
inokulasi bakteri dengan jarum ose yang di goreskan pada permukaan media Plat
Agar CA
ü Diinkubasi
di incubator 37oC selama 2 x 24 jam ( 2x pengamatan)
-
Bakteri Pseudomonas Aeruginosa
ü Bakteri
diambil dari tabung reaksi yang berisi bakteri tersebut dengan jarum ose yang
sudah dilambir di atas Bunsen
ü Dilakukan
inokulasi bakteri dengan jarum ose yang di goreskan pada permukaan media Plat
Agar CA
ü Diinkubasi
di incubator 37oC selama 2 x 24 jam ( 2x pengamatan)
-
Bakteri Escherichia Coli
ü Bakteri
diambil dari tabung reaksi yang berisi bakteri tersebut dengan jarum ose yang
sudah dilambir di atas Bunsen
ü Dilakukan
inokulasi bakteri dengan jarum ose yang di goreskan pada permukaan media Plat
Agar CA
ü Diinkubasi
di incubator 37oC selama 2 x 24 jam ( 2x pengamatan)
·
Inokulasi pada Agar
Miring Simmon Sitrat
-
Bakteri Staphylococcus Aureus
ü Bakteri
diambil dari tabung reaksi yang berisi bakteri tersebut dengan jarum ose yang
sudah dilambir di atas Bunsen
ü Dilakukan
inokulasi bakteri dengan jarum ose yang di goreskan pada permukaan media Agar
Miring Simmon Sitrat
ü Diinkubasi
di incubator 37oC selama 2 x 24 jam ( 2x pengamatan)
-
Bakteri Pseudomonas Aeruginosa
ü Bakteri
diambil dari tabung reaksi yang berisi bakteri tersebut dengan jarum ose yang
sudah dilambir di atas Bunsen
ü Dilakukan
inokulasi bakteri dengan jarum ose yang di goreskan pada permukaan media
AgarMiring Simmon Sitrat
ü Diinkubasi
di incubator 37oC selama 2 x 24 jam ( 2x pengamatan)
-
Bakteri Escherichia Coli
ü Bakteri
diambil dari tabung reaksi yang berisi bakteri tersebut dengan jarum ose yang
sudah dilambir di atas Bunsen
ü Dilakukan
inokulasi bakteri dengan jarum ose yang di goreskan pada permukaan media Agar
Miring Simmon Sitrat
ü Diinkubasi
di incubator 37oC selama 2 x 24 jam ( 2x pengamatan)
·
Inokulasi pada Agar
Miring TSIA
-
Bakteri Staphylococcus Aureus
ü Bakteri
diambil dari tabung reaksi yang berisi bakteri tersebut dengan jarum ose yang
sudah dilambir di atas Bunsen
ü Dilakukan
inokulasi bakteri dengan jarum ose yang di goreskan pada permukaan media Plat
Agar TSIA
ü Diinkubasi
di incubator 37oC selama 2 x 24 jam ( 2x pengamatan)
-
Bakteri Pseudomonas Aeruginosa
ü Bakteri
diambil dari tabung reaksi yang berisi bakteri tersebut dengan jarum ose yang
sudah dilambir di atas Bunsen
ü Dilakukan
inokulasi bakteri dengan jarum ose yang di goreskan pada permukaan media Plat
Agar TSIA
ü Diinkubasi
di incubator 37oC selama 2 x 24 jam ( 2x pengamatan)
-
Bakteri Escherichia Coli
ü Bakteri
diambil dari tabung reaksi yang berisi bakteri tersebut dengan jarum ose yang
sudah dilambir di atas Bunsen
ü Dilakukan
inokulasi bakteri dengan jarum ose yang di goreskan pada permukaan media Plat
Agar TSIA
ü Diinkubasi
di incubator 37oC selama 2 x 24 jam ( 2x pengamatan)
V.
DATA PENGAMATAN
VI.
PEMBAHASAN
Mac
Conkey agar adalah medium kultur yang dirancang untuk tumbuh bakteri gram
negatif dan noda mereka untuk fermentasi laktosa. Dalam media ini Enterobacteriaceae dan bakteri gram
negatif dan membedakan mereka ke dalam fermentor laktosa dan non-laktosa
fermentor. Kehadiran garam empedu dan kristal ungu akan menghambat pertumbuhan
mikroorganisme gram positif. Penggabungan laktosa berfungsi sebagai satu-satunya
sumber karbohidrat.Gram-negatif yang menghasilkan laktosa fermentsi merah tua menjadi
merah muda koloni.
Media
MacConkey Agar ini bermanfaat sekali dalam memilah E. coli dari mikroba lain terutama S. aureus, dan P. aeruginosa.
Adanya Oxgall dalam media berperanan dalam menghambat bakteri gram positif lain
seperti S. aureus. Kandungan laktosa
sangat penting untuk memilah E. coli
dari mikroba lain yang tidak memfermentasi laktosa, terutama P.aeruginosa dan Salmonella. Fermentasi laktosa oleh E. coli menyebabkan pH turun. Kondisi asam akan menyebabkan bromo cresol purple (media berwarna
ungu) berubah menjadi kuning (media berwarna kuning) dan adanya pembentukan gas
yang dapat diamati pada tabung durham. Sedangkan P. aeruginosa tidak dapat mengubah warna media karena tidak
memfermentasi laktosa, sedangkan mikroba lain yang mampu memfermetasi
laktosa dan mempunyai ekspresi pada media seperti E. coli adalah Enterobacter
aerogenes. E. coli mempunyai
reaksi positif. Dengan sifat tersebut media ini sangat baik untuk memilah E. coli dari mikroba lain pada tahap
awal terutama P. aeruginosa, dan S. aureus.
P. aeruginosa mempunyai karakteristik berbentuk batang,
gram negatif, tidak mampu memfermentasi tetapi dapat mengoksidasi
glukosa/karbohidrat lain, aerob, katalase positip, oksidase positip dan tidak
berspora.Ia dapat tumbuh di air suling dan akan tumbuh dengan baik dengan
adanya unsur Nitrogen dan Carbon. Mereka banyak dijumpai melimpah dalam air dan
tanah.
Cetrimide Agar Medium biasanya
digunakan untuk isolasi Pseudomonas. Kandungan cetrimide yang
merupakan quarternary ammonium merupakan senyawa yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri lan, karena menyebabkan kebocoran unsur-unsur didalam sel,
namun tidak terjadi pada Pseudomonas. Pada media cetrimide konvensional
beberapa bakteri dapat tumbuh seperti Klebsiella, Proteus dan Providencia.Untuk
menghambat pertumbuhan mereka dapat ditambahkan cetrimide. Pada media
ini, P. aeruginosa dapat dibantu dengan menggunakan
media Pseudomonas Selective Medium yang mengandung Nalidixi
acid untuk menghambat pertumbunan bakteri lain.Sehingga bakteri yang
diisolasi adalah Pseudomonas.Namun, pada praktikum kali ini Cetrimide
Agar Medium tidak terbentuk koloni Pseudomonas. Ditemukannya bakteri
lain yang dianggap pengotor. Pengotor (bakteri lain) ini tumbuh dikarenakan
teknik inokulasi yang yang aseptis. Teknis aseptis
sangat diperlukan pada saat memindahkan biakan dari suatu tempat ketempat
lainnya.Penggunaan teknik aseptis mencegah terjadinya kontaminasi dengan biakan
yang mungkin bersifat patogen.Teknik kerja aseptis, teknik dekontaminasi, serta
penyelesaian pekerjaan secara cepat dan efisien perlu dipahami untuk menunjang
pekerjaan yang berkaitan dengan mikroorganisme.Semua pekerjaan pada praktikum
ini dilakukan dengan memperhatikan prosedur aseptik.
Vogel Johnson Agar mengandung mannitol,
tellurite dan lithium chloride yang berperan untuk mengisolasi bakteri yang
bersifat koagulase positip, karena semua yang bersifat koagulase positip akan
tumbuh pada media ini. S. aureus mempunyai koloni hitam sebagai
akibat pengendapan hasil reduksi tellurite. Media di sekitar koloni akan
berubah menjadi kuning akibat fermentasi mannitol. Adanya lithium chloride: sangat bermanfaat untuk
menghambat pertumbuhan bakteri lain termasuk E. coli. Namun
demikian media ini kurang mampu memilah S. aureus karena semua
koagulase positip dapat tumbuh termasuk S. epidermidis dan Proteus.Pada percobaan kali ini, S. aureus tidak
tumbuh dikarenakan salah satu faktor, yaitu media pertumbuhan yang sangat
tipis.Saat pembuatan media (plat agar pada VJA), didapatkan plat agar yang
sangat tipis (lihat data pengamatan.
Triple Sugar Iron Agar, biasanya digunakan
untuk konfirmasi pengujian E. coli dan dapat digunakan untuk
identifikasi bakteri gram negatif yang memfermentasi dekstrosa/laktosa/sukrosa
dan produksi H2S. Dari fungsi tersebut media ini dapat diusulkan
untuk konfirmasi dan memilahkan dari Pseudomonas yang
tumbuh pada media lain BSA dan BGA. Terjadinya fermentasi dekstrosa oleh Pseudomonas akan
menurunkan pH menjadi asam. Kondisi ini akan menyebabkan perubahan phenol
red (media merah) menjadi kuning. Sedangkan pseudomonas karena tidak
mampu memfermentasi dekstrosa, maka media akan tetap berwarna merah. Dengan
demikian media ini dapat dengan mudah memilah Pseudomonas
VII.
KESIMPULAN
·
Isolasi adalah mengambil
mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan.
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan.
·
Prinsip dari isolasi
mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuranbermacam-macam mikroba.
memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuranbermacam-macam mikroba.
·
Kesimpulan dari data
pengamatan praktikum pada setiap media ;
No.
|
Bakteri
|
Media Pertumbuhan
|
||||
MCA
|
VJA
|
CA
|
SS
|
TSIA
|
||
1.
|
Staphilococcus aureus
|
Tidak
tumbuh bakteri
|
Tumbuh bakteri
|
Tumbuh
bakteri
|
Tumbuhbakteri
|
Tumbuh
bakteri
|
2.
|
Pseudomonas
aeruginosa
|
Tidak
Tumbuh bakteri
|
Tumbuh
bakteri
|
Tumbuhbakteri
|
Tumbuh bakteri
|
Tidak
tumbuh bakteri
|
3.
|
Escherichia colli
|
Tumbuh
bakteri
|
Tumbuh
bakteri
|
Tumbuh
bakteri
|
Tumbuh
|
Tumbuh
|
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
· Luis
M. De LA Maza; Pezzlo, Marie T.; Janet T. Shigei; Peterson, Ellena M. (2004) Bakteriologi Warna. Atlas Kedokteran. Washington, DC: ASM Press. 103 hlm. ISBN 1-55581-206-6 .
· Gram,
HC (1884).
"Über die isolierte Färbung der Schizomyceten in Schnitt- und Trockenpräparaten". Fortschritte
der Medizin 2: 185-89.
·
Bergey, David H.; John G. Holt; Noel R. Krieg; Peter H.A.
Sneath (1994). Bergey's Manual of Determinative Bacteriology (edisi
ke-9th ed.). Lippincott Williams & Wilkins. ISBN 0-683-00603-7.
·
Madigan, MT; Martinko J; Parker J (2004). Brock
Biology of Microorganisms (edisi ke-10th Edition). Lippincott Williams
& Wilkins. ISBN 0-13-066271-2.
[Disusun Oleh Mahasiswa Unisba]
No comments:
Post a Comment