Ilmu Farmasi : Praktikum pembuatan sediaan Infus Glukosa
Nama
Sediaan
Infusa
(Infus glukosa)
Mengandung
tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 105% dari jumlah yang tertera di
etiket.
(Sumber
: Farmakope indonesia III.1979. Hal.269)
II.
Kekuatan
Sediaan
Injeksi
glukosa natrium klorida I
Tiap
500 ml Mengandung 25 gram glukosa
(Sumber
: Formularium nasional edisi
III.1978.Hal.138)
III.
Preformulasi
zat aktif
a.
Glukosa
·
Bentuk : hablur tidak berwarna, serbuk
hablur atau butiran putih
·
Warna : putih
·
Bau : tidak berbau
·
Rasa
: manis
·
Kelarutan : mudah larut dalam air,
sangat mudah larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95%) P
mendidih ; sukar larut dalam etanol (95%)P.
·
Susut pengeringan : antara 7,5% sampai 9,5%
·
Wadah dan penyimpanan : dalam wadah
tertutup baik .
(Sumber
: Farmakope Indonesia edisi III.1979. Hal.268)
IV.
Pengembangan
formula
·
Glukosa (C6H12O6)
Glukosa,
suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan(kalorigenikum).
mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, agak sukar larut
dalam etanol (95%) P mendidih ; sukar larut dalam etanol (95%)P.Terutama
digunakan sebagai infus untuk menurunkan tekanan intraokuler pada glaucoma dan
selama bedah mata, juga untuk meringankan tekanan intracranial pada bedah otak
.
Dosis
infus dalam 500 ml = 25 gram glukosa
·
Bentuk
sediaan
Sediaan
yang akan dibuat berupa larutan sejati karena glukosa bersifat mudah larut
dalam air.
·
Penentuan
Volume sediaan
Volume
minimal untuk sediaan parenteral volume besar (infuse) adalah 100 ml dan maksimal adalah 1000 ml. Sediaan akan dibuat
dalam volume 500 ml.
·
Rute
pemberian
Kecuali
untuk larutan pencuci (irigasi) , rute intravena adalah satu-satunya rute yang
dapat menerima sediaan dalam volume besar (>10 mL). Sehingga sediaan
diberikan melalui rute intravena. Infus manitol berfungsi untuk menguji fungsi
ginjal sehingga diberikan melalui intravena dan bukan melalui irigasi.
·
Pemilihan
pembawa
Untuk
sediaan infuse bahan pembawa yang boleh digunakan hanya menggunaan air. Sebab
cairan akan masuk ke dalam pembuluh darah dalam jumlah besar sehingga bila digunakan
pelarut non air seperti minyak maka dapat berpotensi menempel pada pembuluh
darah dan menimbulkan penyumbatan pada pembuluh darah. Selain pembawa air,
sediaan infuse sebenarnya juga dapat menggunakan emulsi lemak intravena tetapi ukuran partikel tidak boleh
lebih besar dari 0,5 µm. Air yang digunakan yaitu aquabidest bebas pirogen.
·
Zat
tambahan
1. Pengatur
Tonisitas
Pada
sediaan infus, persyaratan isotonik mutlak perlu dilakukan sebab infus
bervolume besar sehingga pengaruhnya akan lebih besar bagi tubuh. Pengaturan
tonisitas bertujuan untuk mencegah terjadinya hemolisa sel darah akibat
perbedaan tekanan antara dinding sel darah dengan tekanan dari sediaan yang
disuntikkan. Sel darah merah (RBC) bersirkulasi didalam serum darah yang
menunjukan osmolaritas 308. Dengan menggunakan osmolaritas sebagai acuan
tonisitas, diduga tidak akan terjadi perubahan fisika jika RBC ditempatkan
dalam larutan 0,9% injeksi NaCl dengan osmolaritas 308 yang diinfuskan ke dalam
vena. Pada penggunaan infuse glukosa tingkat serum osmolalitas yang harus
dicapai: >310 mOsm/L dan <340 mOsm/L. Formula tidak perlu ditambahkan
bahan pengisotonis sebab larutan yang dibuat sudah isotonis.
1. Bahan
untuk membebaskan pirogen
Infuse merupakan sediaan injeksi
yang volume pemberian sekalinya besar ( >10 ml) sehingga persyaratan sediaan
untuk bebas pirogen sangat mutlak untuk dilakukan. Pirogen merupakan zat yang
dapat menyebabkan demam sehingga adanya pirogen dalam infuse dapat membahayakan
pasien. Salah satu cara yang digunakan untuk menghilangkan pirogen dari larutan
sediaan yaitu dengan menggunakan karbon aktif (karbo adsorbens) 0,1% dari
volume total, dipanaskan pada suhu 60-70% selama 10-15 menit sambil
diaduk-aduk.
V.
FORMULA
AKHIR
Dalam 500 ml mengandung
Glukosa 25
gram
Natrium
klorida 2,25
gram
Karbo
adsorbens 0,5
gram
Aqua bidest
bebas pirogen ad 500 ml
VI.
Preformulasi
zat tambahan
Natrium klorida
·
Bentuk : hablur heksahedral
·
Warna : tidak berwarna
·
Bau : tidak berbau
·
Rasa
: asin
·
Kelarutan : larut dalam 2,8 bagian air,
dalam 2,7 bagian air mendidih, dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P,
sukar larut dalam etanol (95%) P.
·
Susut pengeringan : tidak lebih dari 0,5%
·
Wadah dan penyimpanan : dalam wadah
tertutup baik .
(Sumber
: Farmakope Indonesia edisi III.1979. Hal.403)
Aqua bidest bebas pirogen
Merupakan
bahan pembawa air yang dibebaskan dari pirogen dengan menggunakan beberapa
cara, salah satunya yaitu dengan menggunakan karbon aktif (karbo adsorbens)
0,1% dari volume total, dipanaskan pada suhu 60-70% selama 10-15 menit sambil
diaduk-aduk.
(Benny
logawa.1985)
Karbo Adsorbens
·
Pemerian
: Serbuk halus, bebas dari butiran, hitam; tidak berbau; tidak berasa
·
Kelarutan
:. Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
·
Fungsi
: Adsorbsi pirogen
·
Konsentrasi
yang digunakan : 0,1%
·
Stabilitas
dan penyimpanan : Dapat mengadsrbsi air. Sebaiknya
disimpan dalam wadah tertutup kedap, ditempat sejuk dan kering.
·
Inkompatibilitas
:
Dapat menurunkan ketersediaan hayati beberapa obat seperti loperamid dan
riboflavin. Reaksi hidrolisis dan oksidasi dapat dinaikkan.
( Hope
halaman; 40 )
VII.
Perhitungan
dan Penimbangan
Perhitungan
·
Perhitungan Bahan ( untuk 2 botol )
-
Glukosa : 25 gram x 2 = 50 gram
-
Natrium klorida : 2,25 gram x 2= 4,5
gram
-
Karbo adsorbens 0,1% x 500 ml =0,5 gram x 2 = 1 gram
-
Tiap botol infus ditambahkan aquabidest
bebas pirogen ad 500 ml
Karena pada tahapan depirogenasi
menggunakan karbon sehingga ada kemungkinan berkurangnya konsentrasi zat aktif
akibat adsorbsi karbon sehingga untuk mengatasinya zat aktif dilebihkan 5 %
pada saat penimbangan.
Sehingga menjadi: 50 gram + 5% = 52,5
gram,
aqua
bidest bebas pirogen dilebihkan 2% menjadi : 2% + 500 ml = 510 ml
·
Perhitungan osmolaritas
M osmol/liter =
x
1000
x jumlah ion
M osmol/liter =
= 274,689 M osmol/liter
Hubungan Osmolaritas (M
osmol/Liter)
Osmolaritas
(M osmol/liter)
|
Tonisitas
|
>350
|
Hipertonis
|
329-350
|
Agak
hipertonis
|
270-328
|
Isotonis
|
250-269
|
Agak
hipotonis
|
0-249
|
Hipotonis
|
Penimbangan
Nama Bahan
|
Jumlah bahan (Zat aktif + 5% )
|
|
@ botol infus
|
2 botol infus
|
|
Glukosa
|
26,25 gram
|
52,5 gram
|
NaCl
|
2,25 gram
|
4,5 gram
|
Karbo adsorbens
|
0,5 gram
|
1 gram
|
Aqua bidest bebas pirogen
|
Ad 510 ml
|
Ad 1020 ml
|
VIII.
PROSEDUR
PEMBUATAN
Metode
sterilisasi : Menggunakan metode
sterilisasi akhir sebab sediaan stabil terhadap pemanasan. Sterilisasi akhir
menggunkan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
Pembuatan Aquabidest bebas pirogen
-
Ukur sejumlah aquabidest kemudian
tambahkan dengan karbon sebanyak 0,1% dari volume air dan panaskan diatas api
Bunsen pada suhu 60-70°C selama 15 menit sambil sesekali diaduk.
Prosedur pembuatan infuse
-
Timbang glukosa menggunakan spatel dan
kaca arloji dan masukkan ke dalam gelas piala yang telah dikalibrasi
-
Tuangkan aqua bidestilata untuk
melarutkan glukosa dan mebilas kaca arloji. Gerus karbon aktif dan timbang
sejumlah 0,1% b/v dan masukkan ke dalam gelas piala, kemudian tambahkan aqua
bidest hinggan tanda kalibrasi.
-
Tutup gelas piala dengan kaca arloji dan
sisipi dengan batang pengaduk
-
Panaskan larutan diatas api Bunsen pada
suhu 60-70oC selama 15 menit sambil sesekali diaduk, cek suhu dengan
thermometer, lakukan diluar lemari steril.
-
Lipat kertas saring rangkap 2, basahi
dengan air bebas pirogen, air ditambung di Erlemeyer lain.
-
Kertas saring dan corong dipindahkan ke
dalam labu Erlemeyer steril bebas pirogen.
-
Saring larutan hangat-hangat ke dalam
Erlemeyer.
-
Pindahkan ke gelas ukur dan ukur
volumenya. Kekurangan volume di ad
dengan air bebas pirogen.
-
Larutan dituang ke dalam kolom melalui
saringan G3 dengan bantuan pompa penghisap
-
Filtrat dari kolom ditampung kedalam
botol infuse steril yang telah ditara
-
Botol ditutup dengan flakon steril, ikat
dengan simpul champagne
-
Lakukan sterilisasi akhir dengan
autoklaf
-
Pemberian Etiket : Konsentrasi miliosmol à 274,689 M osmol/liter
IX.
Evaluasi
-
Uji
Kebocoran
Wadah
sediaan diletakkan dengan posisi terbalik.
-
Penetapan
pH
Di uji menggunakan pH meter
-
Bahan
Partikulat
Di
uji menggunakan sistem elektronik penghitung partikel pengotor cairan yang
dilengkapi dengan alat untuk memasukkan contoh yang sesuai.
-
Uji
Kejernihan Larutan
Pengujian
dilakukan secara visual. botol diputar 180° berulang-ulang di depan suatu
background yang berwarna hitam untuk melihat partikulat yang berwarna putih dan
di depan suatu background yang berwarna putih untuk melihat partikulat yang
berwarna hitam.
-
Volume
Terpindahkan
Pilih
tidak kurang dari 30 wadah. Isi perlahan-lahan dituang dari tiap wadah kedalam
gelas ukur kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari sediaan
-
Uji
Sterilitas
Pengujian
dilakukan secara mikrobiologis dengan menggunkan medium pertumbuhan tertentu.
Produk dikatakan bebas mikroorganisme bila Sterility Assuranve Level (SAL) =
10-6 atau 12 log reduction (over kill sterilization). Bila proses pembuatan
menggunakan aseptic,maka SAL =10 -4
-
Uji
pirogen
a.
Secara kualitatif: Rabbit test
Berdasarkan respon demam pada kelinci.
Digunakan kelinci karena kelinci menunjukkan respon terhadap pirogen
sesuai dengan keadaan manusia. Kenaikan suhu diukur melalui rektal.
b.
Secara kuantitatif: LAL test
Kondisi LAL-test:
-pH larutan 6-7
- suhu 37oC
- kontrol negatif:
aquadest (pelarut)
- kontrol positif (pirogen/endotoksin)
- keuntungan: cepat,
mudah, praktis
X.
Wadah
dan Kemasan
Dalam
botol infus yang terbuat dari kaca.
Tertutup dengan
rapat, kedap udara
DAFTAR
PUSTAKA
·
Farmakope Indonesia edisi III 1975
·
Formularium nasional edisi III 1978
· Agoes, goeswin.2008. Pengembangan sediaan
farmasi Edisi revisi dan
perluasan.ITB:Bandung
·
Agoes, goeswin.2009. sediaan farmasi steril seri farmasi Industri-4 ITB:Bandung
·
Handbook of pharmaceutical excipient fourth
Edition:London.Chicago
· Logawa, benny dan Noerono,
soendani.s.1986.Teknologi farmasi sediaan steril.ITB:Bandung
[Disusun Oleh Mahasiswa Farmasi Unisba]
No comments:
Post a Comment