1.Tujuan
-Praktikan
diharapkan terampil dalam memahami prinsip skrining fitokimia
-Praktikan
diharapkan mampu melakukan proses skrining fitokimia
2.Teori Dasar
Skrining fitokimia
atau penapisan fitokimia merupakan tahapan awal dalam mengidentifikasi
kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan karena pada tahap ini dapat
ditentukan golongan senyawa kimia yang dikandung. Model ini merupakan salah
satu dari beberapa pendekatan yang lazim digunakan untuk mencari
komponen
senyawa kimia tumbuhan yang memiliki aktivitas biologi.
Metode yang
digunakan untuk penapisan fitokimia harus memenuhi beberapa persyaratan berikut
ini :
1.
Sederhana dan cepat
2.
Menggunakan peralatan yang sedikit
mungkin
3.
Selektif untuk kelompok senyawa tertentu
4.
Memberikan informasi tambahan mengenai
keberadaan suatu senyawa tertentu dalam kelompok senyawa yang sedang diperiksa
Golongan senyawa kimia dapat ditentukan dengan uji warna, penentuaan
kelarutan, bilangan Rf dan cirri spectrum UV, tetapi metode yang umum dilakukan
adalah dengan cara uji warna dengan menggunakan pereaksi yang spesifik karena
dirasakan sederhana.
3.Alat dan Bahan
A.Bahan
- v daun kemuning
- v amoniak 25%
- v klorofor
- v asam klorida 10%
- v pereaksi dragendorf
- v pereaksi mayer
- v pereaksi besi (III) klorida
- v asam klorida pekat
- v amil alkohol
- v natrium hidroksida 1 N
- v gelatin 1 %
- v asam klorida
- v besi (III) klorida
- v vanilin 10%
- v pereaksi lieberman buchard
- v asam sulfat pekat
- v eter
- v aquadest
- v serbuk magnesium
- v mortir
- v neraca analitik
- v tabung reaksi
- v gelas ukur
- v kertas saring
- v gelas kimia
- v penangas air
- v cawan penguap
4.Prosedur Percobaan
A.alkaloid
·
simplisia dimasukkan kedalam mortir
bersih,
·
ditambahkan 5 ml amoniak 25%,
·
campuran kemudian digerus,lalu
ditambahkan 20 ml kloroform dan gerus kembali dengan kuat,
·
campuran disaring kemudian diambil
fitrat larutan organik dasebagai larutan A,
·
sebagai fitrat A dimasukkan kedalam
tabung reaksi lalu ditambahkan asam klorida 10% v/v. Lalu fraksi air dipisahkan
sebagai fitrat B,
·
larutan A ditetes pada kertas saring
lalu disemprotkan dengan pereaksi dragendorf,terbentuk warna merah atau jingga
pada kertas saring menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid,
·
larutan B dibagi menjadi 2 bagian dalam
tabung reaksi,tabung pertama ditambahkan pereaksi drgendorf
Simplisia
atau bahan uji lain ditempatkan pada tabung reaksi lalu ditambahkan air
secukupnya, lalu dipanaskan diatas penangkas air dan disaring. Kepada filtrate
ditambahkan larutan pereaksi besi (III) klorida dan timbulnya warna hijau atau
biru-hijau, merah ungu, biru-hitam hingga hitam menandakan positif fenolat atau
timbul endapan coklat menandakan adanya polifenoat.
C.
Flavonoid
1.
1 gram simplisia ditempatkan dalam gelas
kimia, kemudian ditambahkan 100 ml air panas dan didihkan selama 10 menit.
2.
Campuran disaring, filtrate ditampung
sebagai LARUTAN C yang nantinya akan
digunakan untuk pemeriksaan golongan senyawa flavonoid, saponin, dan kuinon.
3.
5 ml larutan C dimasukan kedalam tabung
reaksi, kemudian ditambahkan serbuk magnesium dan 1 ml asam klorida pekat.
4.
Kepada campuran ditambahkan amilalkohol,
dikocok dengan kuat lalu dibiarkan sampai terjadi pemisahan. Terbentuknya warna
dalam lapisan amilalkohol menunjukan adanya golongan senyawa flavonoid.
D.
Saponin
1.
Diambil 5 ml larutan C, lalu dimasukan
kedalam tabung reaksi dan kocok secara vertical selama 10 detik.
2.
Dibiarkan selama 10 menit. Terbentuknya
busa 1 cm yang stabil di dalam tabung reaksi menunjukan adanya golongan senyawa
saponin. Dan busa tersebut masih bertahan (tidak hilang) setelah ditambahkan
beberapa tetes asam klorida.
E.
Kuinon
1.
5 ml larutan C dimasukan kedalam tabung
reaksi.
2.
Ditambahkan beberapa tetes larutan
Natrium Hidroksida 1 N. terbentuknya warna kuning hingga merah menunjukan
adanya golongan senyawa kuinon.
F.
Tannin
1.
1 gram simplisia ditambahkan 100 ml air
panas, kemudian dididihkan selama 15 menit.
2.
Campuran didinginkan, kemudian saring
dan filtrate dibagi menjadi 3 bagian dalam tabung reaksi.
3.
Kedalam filtrate pertama ditambahkan
larutan besi(III)klorida 1%. Terbentuknya warna biru tua kehijauan menunjukan
adanya golongan senyawa tannin.
4.
Kedalam filtrate kedua ditambahkan
larutan gelatin 1 %. Terbentuknya endapan putih menunjukan keberadaan senyawa
tannin.
5.
Kedalam filtrate ketiga ditambahkan 15
ml pereaksi Stiasny, lalu panaskan dengan penangkas. Terbentuknya endapan merah
muda menunjukan adanya tannin katekat.
6.
Hasil uji filtrate ketiga disaring.
Filtrate dijenuhkan dengan penambahan natrium asetat, kemudian ditambahkan
beberapa tetes larutan besi(III)klorida 1%. Terbentuknya warna biru tinta
menunjukan adanya tannin galat.
Pembuatan pereaksi
stiasny : 2 bagian formaldehid 30% dicampurkan dengan 1 bagian asam klorida
pekat.
G. Monoterpena dan Sesquiterpena
Simplisia atau bahan uji lain digerus dengan eter lalu disaring. Filtrate ditempatkan dalam cawan penguap dan dibiarkan menguap sampai kering, lalu ditambahkan larutan vanillin 10% dalam asam sulfat pekat dan timbulnya warna-warna menandakan positif senyawa mono dan seskuiterpen.
H.
Triterpenoid dan Steroid
Simplisia
atau bahan uji lain digerus dengan eter lalu disaring. Filtrate ditempatkan
dalam cawan penguap dan dibiarkan menguap sampai kering, lalu ditambahkan
larutan pereaksi Liebermann Burchard dan terjadinya warna merah-ungu menandakan
positif triterpenoid, sedangkan bila warna hijau-biru menunjukan positif
steroid.
Pembuatan peraksi Liebermann Burchard : 1 ml asam asetat anhidrat dicampur dengan 1
ml kloroform, lalu didinginkan pada suhu 0°C, lalu ditambahkan 1 tetes asam
sulfat pekat.[Disusun Oleh Mahasiswa Farmasi Unisba]
No comments:
Post a Comment